SAMARINDA - Forum Milenial Nusantara (FMN) kembali menggelar Seminar dengan tema “Kesiapan Kota Samarinda Sebagai Daya Dukung Pembangunan IKN”, pada Sabtu (11/03/2023). Bertempat di Warkop Bagio's, Jl. KH. Abdurrasyid Kota Samarinda.
Narasumber dalam seminar kàli ini yakni, E. Rosalina Roselyn ( Presma BEM Fakultas Hukum UWGM), Muhammad (Korwil Kaltim BEM Se-Kalimantan), M. Hiqsar (Ketua Umum HMJ Pariwisata POLNES Samarinda), Syaparudin, S.Sos (Ketua Tim Walikota untuk Akselerasi Pembangunan Samarinda).
Husain Firdaus selaku Founder Forum Milenial Nusantara dalam sambutannya menyampaikan adanya UU No. 3 tahun 2022 tentang IKN, menjadi dasar bagi Forum Milenial Nusantara dalam mengkaji dampak pembangunan IKN terhadap masyarakat di Kaltim.
" Keterlibatan pemuda dan masyarakat lokal akan selalu kita dorong agar mendapatkan kesejahteraan dengan bonus demografi yang kita miliki", kata Husain dalam sambutannya.
Baca juga:
Dewan Minta Aturan Live Music di Longgarkan
|
Sementara itu Ketua TWAP Samarinda Syaparudin, menyampaikan Kehadiran kita saat ini dapat menambah pengetahuan, kesadaran, dan langkah antisipasi menyongsong bonus demografi dengan hadirnya IKN, semoga kegiatan kita dapat bermanfaat bagi kita semua.
Syaprudin menjelaskan dalam suatu kesempatan pihaknya diminta Wali kota untuk bertemu dengan pemerintah pusat dalam rangka membahas rencana pembangunan IKN utamanya adalah rencana kedatangan para pekerja dari luar daerah yang datang ke Kaltim. Hal tersebut pada akhirnya membuahkan hasil berupa pembentukan FORDAMAI dalam rangka mengawal pembangunan IKN dengan baik dan sesuai target yang diharapkan.
Keberadaan Kaltim di tengah Republik Indonesia menjadi salah satu faktor yang menjadikan terpilihnya Kab. PPU menjadi IKN selanjutnya. Selain dari pada itu, pusat perekonomian, kebijakan pembangunan, dan penyebaran penduduk saat ini didominasi oleh Pulau Jawa, Sehingga banyak distribusi ekonomi, kebijakan politik, dan lain sebagainya menjadikan Indonesia semakin dianggap Jawasentris.
Kemudian dengan adanya pemindahan IKN ke Kaltim, tentu menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangkan agar tidak terjadi hal yang sama dengan Suku Betawi di DKI Jakarta dimana keberadaannya secara perlahan tergeser oleh suku lainnya.
Dengan kata lain pemindahan IKN memiliki sisi positif dan negatif, oleh karena itu dengan level internasional IKN menuntut kita agar segera menyesuaikan diri dengan tahapan tersebut. Tentu yang paling utama adalah penyiapan SDM, dimana hal tersebut merupakan salah satu tanggungjawab Pemerintah Daerah, salah satunya yaitu menyiapkan sekolah-sekolah yang unggul, dimana hal tersebut harus diikuti dengan dukungan anggaran yang cukup.
" Kesiapan Pemkot Samarinda dalam menyambut pemindahan IKN menjadi hal utama agar dapat mewujudkan kesuksesan IKN. Salah satunya bebas dari masalah banjir dan drainase. Pemkot Samarinda telah membentuk 1 UPTD yang berada di bawah Dinas PUPR. Kemudian dari masalah SDM, pak Walikota telah merencanakan penyediaan fasilitas pendidikan gratis 12 tahun, termasuk dengan komputer dan WC untuk setiap sekolah" ungkapnya.
Ditempat yang sama Rosalina Roselyn selaku Presiden BEM Fakultas Hukum UWGM mengatakan Isu yang sering muncul di Kota Samarinda mulai dari ekonomi, lingkungan, pendidikan dan ekonomi..
" kita baru pulih dari Pandemi Covid-19 dan mulai banyak pergerakan bagi UMKM serta perkembangan ekonomi lainnya. Kemudian dari sisi lingkungan, masalah sampah masih sering terjadi dengan kondisi TPA di Suryanata terus menumpuk karena banyaknya sampah dari masyarakat. Selanjutnya adanya isu pendidikan, dimana Samarinda menjadi penyangga kualitas SDM di Kaltim karena sebagian besar perguruan tinggi terbaik ada di Samarinda", katanya.
Kemudian Rosalina menjelaskan terkait dengan wisata di Samarinda, banyak tempat yang sudah terjamah dengan kegiatan pertambangan, pihaknya sering berdiskusi dengan teman-teman Walhi dan Jatam untuk menganalisis AMDAL dan faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan khususnya di wilayah Samarinda.
" Adanya pergerakan dari mahasiswa yang selama ini melakukan aksi mulai bergeser dari tujuan utamanya, karena ada yang memanfaatkan aksi untuk update di media sosial dan lainnya. Pihaknya mengharapkan dari diskusi ini dapat menjadi ruang sinergis bagi mahasiswa dengan Pemkot Samarinda, karena susah untuk menemui Walikota Samarinda. Semoga kegiatan ini dapat menjadi pemantik bagi kita mahasiswa untuk bergerak menyuarakan aspirasi kita sesuai dengan kapasitas kita" ungakapnya
Senanda dengan Muhammad, Korwil BEM Se-Kalimantan, dirinya mengungkapkan Samarinda menjadi kota yang lengkap dari legislatif hingga eksekutif terdapat di Kota Samarinda. Kemudian dengan menjabatnya Andi Harun sebagai Walikota Samarinda, kota ini berkembang semakin pesat. Tentu dengan kehadiran IKN, SDM dan Ruang Terbuka Hijau menjadi sangat penting bagi Kaltim karena identitas dari Kaltim sendiri yaitu hijau atau hutan, bahkan menjadi salah satu paru-paru dunia.
Selanjutnya Kata Muhammad, kehadiran tambang yang masih terus masif dilakukan di Samarinda menjadi faktor penyebab terjadinya banjir di Samarinda karena membuat semakin meningkatkan deforestasi khususnya di wilayah Samarinda. Kemudian peluang apa yang dapat dilakukan dan dimanfaatkan oleh mahasiswa atau para pemuda di Samarinda, salah satunya kita dapat memanfatkan potensi wisata namun lahannya saat ini lebih banyak disalahgunakan untuk kegiatan pertambangan.
" salah satu contoh Keberadaan sampah di Kota Samarinda volumenya cukup besar dan belum dapat dikelola dengan baik oleh Pemkot Samarinda, padahal pengembangan kota di Samarinda terus dilakukan namun tidak sejalan dengan pengelolaan sampah. Dengan adanya IKN, permasalahan fasilitas di Kota Samarinda akan menjadi kompleks dan terus membuat tantangan untuk mempersiapkan diri sebagai daerah penyangga IKN", imbuhnya.
Kemudian M. Hiqsar sebagai Ketua Umum HMJ Pariwisata POLNES Samarinda menegaskan Saat ini yang menjadi faktor utama banjir di Samarinda yaitu masih banyaknya tambang dan sampah yang tidak dikelola dengan baik oleh Pemkot Samarinda. Kemudian apabila berbicara dengan adanya kehadiran IKN tentu akan menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya akulturasi budaya menghadapi datangnya budaya lain dari luar daerah.
" Untuk destinasi wisata sendiri di Kaltim memiliki potensi yang besar karena adanya tempat-tempat wisata seperti di Berau dan bahkan Samarinda itu sendiri seperti air terjun, namun pengelolaan yang kurang baik menyebabkan tidak optimalnya potensi wisata di Samarinda", Pungkasnya.
Seminar bertema “Kesiapan Kota Samarinda Sebagai Daya Dukung Pembangunan IKN” merupakan inisiasi dari Forum Milenial Nusantara bekerjasama dengan dalam rangka sosialisasi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa terkait pemindahan IKN. Serta mengedukasi kaum milenial khususnya para mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan IKN. ***
Sumber : FMN
Penulis: MR/FR