OPINI - Indonesia, dengan luas wilayah yang sangat besar dan kepadatan penduduk yang tidak merata, menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks. Salah satu solusi strategis untuk mengatasi kesenjangan ekonomi, sosial, dan geografis adalah dengan memulai pembangunan dari desa dan daerah tertinggal. Pembangunan dari pinggiran ini tidak hanya relevan untuk mewujudkan pembangunan yang merata, tetapi juga dapat mengatasi sejumlah permasalahan nasional, seperti urbanisasi yang berlebihan. Di era kemajuan teknologi informasi yang pesat, desa dan daerah tertinggal dapat menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan baru, asalkan pemerintah dan masyarakat mampu memanfaatkan teknologi tersebut dengan tepat.
Mengurangi Urbanisasi Berlebihan
Urbanisasi yang tidak terkendali telah menjadi salah satu isu besar di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mengalami tekanan akibat pertumbuhan penduduk yang cepat. Fenomena ini menimbulkan banyak permasalahan, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan di perkotaan. Di sisi lain, desa-desa kehilangan penduduk usia produktif yang berbondong-bondong pindah ke kota untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik.
Pembangunan yang dimulai dari desa dapat membantu mengurangi laju urbanisasi ini. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan di desa melalui pembangunan infrastruktur, sektor ekonomi lokal, dan fasilitas umum yang memadai, penduduk desa tidak perlu lagi bermigrasi ke kota. Selain itu, peningkatan akses teknologi informasi di desa memungkinkan masyarakat desa untuk tetap terhubung dengan pusat-pusat ekonomi tanpa harus meninggalkan kampung halaman mereka. Internet memungkinkan mereka untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi digital, seperti e-commerce, tanpa harus meninggalkan desa untuk bekerja di kota.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal Berbasis Potensi Desa
Desa-desa di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dalam hal sumber daya alam, pariwisata, dan kearifan lokal. Namun, potensi ini sering kali belum dikelola dengan optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pemberdayaan ekonomi lokal berbasis potensi desa. Misalnya, pengembangan desa wisata yang menggabungkan potensi alam dan budaya setempat dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat desa. Desa-desa yang memiliki keunggulan dalam bidang pertanian atau peternakan juga dapat memanfaatkan teknologi modern, seperti Internet of Things (IoT), untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Teknologi informasi juga memungkinkan desa untuk terhubung dengan pasar yang lebih luas melalui platform digital. Dengan adanya internet, petani dan pengrajin lokal dapat menjual produk mereka langsung ke konsumen, baik di tingkat nasional maupun internasional, tanpa melalui perantara yang panjang. Hal ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat desa sekaligus memperkuat perekonomian lokal. Sebagai contoh, di beberapa wilayah di Indonesia, komunitas petani sudah mulai menggunakan aplikasi untuk memantau harga pasar secara real-time dan melakukan penjualan langsung melalui platform online.
Peran Teknologi Informasi dalam Mempercepat Pembangunan Desa
Teknologi informasi telah menjadi penggerak utama pembangunan di era modern, termasuk di desa-desa dan daerah tertinggal. Salah satu manfaat utama teknologi adalah kemampuannya untuk menghubungkan desa-desa yang terisolasi dengan dunia luar. Akses internet yang baik memungkinkan desa-desa untuk mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang sebelumnya sulit dijangkau.
Dalam sektor pendidikan, teknologi memungkinkan pelajar di desa untuk mengakses materi pendidikan yang sama dengan yang tersedia di kota-kota besar. Dengan adanya e-learning dan pelatihan online, masyarakat desa dapat meningkatkan keterampilan mereka tanpa harus meninggalkan desa. Dalam bidang kesehatan, telemedicine memungkinkan dokter di kota untuk memberikan konsultasi kepada pasien di desa, sehingga masalah akses kesehatan dapat teratasi tanpa harus melakukan perjalanan jauh.
Selain itu, teknologi juga dapat membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan yang lebih baik. Misalnya, Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk memetakan potensi dan kebutuhan infrastruktur di setiap desa secara lebih akurat. Teknologi ini membantu pemerintah dalam merencanakan pembangunan jalan, listrik, dan jaringan air bersih yang tepat sasaran. Dengan pemanfaatan teknologi, desa tidak lagi tertinggal dalam hal akses informasi dan layanan publik.
Baca juga:
Bupati dan Kajari Rohil Tanda Tangan MoU
|
Mengurangi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Salah satu tujuan utama pembangunan desa adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara kota dan desa. Saat ini, kualitas hidup di desa masih tertinggal jauh dibandingkan dengan kota. Desa sering kali kekurangan akses terhadap layanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pembangunan desa yang difokuskan pada peningkatan akses layanan ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dan mengurangi ketimpangan dengan perkotaan.
Investasi dalam infrastruktur dasar di desa, seperti jalan, listrik, air bersih, dan akses internet, akan membuka peluang bagi desa untuk berkembang lebih cepat. Selain itu, pemberdayaan masyarakat desa melalui pelatihan dan pendidikan juga akan memperkuat daya saing desa dalam ekonomi nasional. Ketika kesenjangan sosial dan ekonomi antara desa dan kota berkurang, daya tarik kota sebagai tempat untuk mencari kehidupan yang lebih baik akan menurun, sehingga urbanisasi bisa terkendali.
Mendorong Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan yang dimulai dari desa juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya dalam hal pengurangan kemiskinan, pekerjaan layak, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Desa yang maju secara ekonomi akan mampu mengelola sumber daya alamnya secara lebih berkelanjutan, sehingga dapat menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Pembangunan desa juga mendukung kemandirian pangan dan energi. Desa yang memiliki akses terhadap teknologi pertanian modern dan energi terbarukan dapat menjadi mandiri dalam hal kebutuhan dasar. Dengan demikian, desa tidak hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan, tetapi juga aktor utama yang berperan aktif dalam mendorong pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulan
Pembangunan Indonesia yang dimulai dari desa dan daerah tertinggal adalah langkah penting untuk menciptakan pemerataan pembangunan, mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta mengatasi permasalahan urbanisasi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, desa-desa di Indonesia dapat berkembang secara cepat dan efisien, membuka peluang ekonomi baru, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pembangunan desa menjadi prioritas, sehingga Indonesia dapat tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan di masa depan. Pembangunan desa bukan hanya sebuah pilihan, melainkan keharusan untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan merata.
Jakarta, 23 Oktober 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi